Burung Purba Terbang dengan Empat Sayap
Apakah keempat sayap digunakan untuk terbang masih jadi perdebatan.
ddd
Jum'at, 15 Maret 2013, 17:47
Muhammad Chandrataruna, Tommy Adi Wibowo
(physorg.com)
VIVAnews - Baru-baru
ini, para ahli paleontologi asal China mengungkapkan bahwa ada beberapa
dinaosaurus dan reptil di zaman primitif yang memiliki empat sayap.
Makhluk-makhluk itu diduga sebagai cikal bakal kemunculan burung.
Temuan ini didapat para peneliti setelah menganalisis 11 fosil makhluk bersayap empat yang hidup pada 130 juta tahun silam.
Hasil dari penelitian ini telah menjadi bukti kuat bahwa beberapa spesies primitif awalnya memiliki empat sayap. Kemudian berevolusi dengan membuang sepasang sayapnya agar dapat bermanuver dengan baik saat terbang di langit. "Ini adalah masa transisi dari evolusi awal kemunculan burung," kata Xiaoting Zheng, ketua tim penelti dari Shandong Tianyu Museum of Nature, dilansir The New York Times, 15 Maret 2013.
Temuan ini didapat para peneliti setelah menganalisis 11 fosil makhluk bersayap empat yang hidup pada 130 juta tahun silam.
Hasil dari penelitian ini telah menjadi bukti kuat bahwa beberapa spesies primitif awalnya memiliki empat sayap. Kemudian berevolusi dengan membuang sepasang sayapnya agar dapat bermanuver dengan baik saat terbang di langit. "Ini adalah masa transisi dari evolusi awal kemunculan burung," kata Xiaoting Zheng, ketua tim penelti dari Shandong Tianyu Museum of Nature, dilansir The New York Times, 15 Maret 2013.
"Pengurangan sepasang sayapnya merupakan sebuah evolusi dalam penerbangan," imbuhnya.
Dia menjelaskan, spesies burung bersayap empat itu telah mengganti anggota belakang tubuhnya dengan menumbuhkan bulu dan mengembangkan kakinya hingga seperti burung. "Kaki itu mampu bergerak cepat untuk membantunya lepas landas ke langit," jelas Zheng.
Dia menjelaskan, spesies burung bersayap empat itu telah mengganti anggota belakang tubuhnya dengan menumbuhkan bulu dan mengembangkan kakinya hingga seperti burung. "Kaki itu mampu bergerak cepat untuk membantunya lepas landas ke langit," jelas Zheng.
Fosil burung primitif berkaki empat (discovery.com)
Debat
Meskipun temuan baru ini telah membuktikan bahwa pada awal silsilah burung memiliki empat sayap, tapi fungsi dari wujud empat sayap saat digunakan untuk terbang masih diperdebatkan.
Menurut Xu Xing, anggota peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, China, sayap-sayap kaku yang ditemukan pada sejumlah fosil dinosaurus yang hidup pada zaman Cretaceous berfungsi untuk mengangkat, membuat jalur, dan bermanuver, sehingga menciptakan peran penting saat melakukan penerbangan.
Sementara menurut Mark A Norell, ahli paleontologi dari Museum of Natural History di New York, Amerika Serikat, temuan ini adalah sesuatu yang menarik dan baru. "Tapi, saya ingin melihat bentuk nyatanya, sebelum mencapai kesimpulan bahwa empat sayap itu berfungsi sebagai alat untuk terbang," kata Norell.
Ia mengakui, daratan China sangat kaya akan fosil-fosil dinosaurus yang hidup di zaman Cretaceous, sehingga dapat membuka jendela baru dari awal evolusi burung. "Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa lama waktu terjadinya transisi dari empat sayap sampai menjadi dua sayap pada burung," tutup Norell.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Science bertajuk Dramatic Fossils Suggest Early Birds Were Biplanes.
Meskipun temuan baru ini telah membuktikan bahwa pada awal silsilah burung memiliki empat sayap, tapi fungsi dari wujud empat sayap saat digunakan untuk terbang masih diperdebatkan.
Menurut Xu Xing, anggota peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, China, sayap-sayap kaku yang ditemukan pada sejumlah fosil dinosaurus yang hidup pada zaman Cretaceous berfungsi untuk mengangkat, membuat jalur, dan bermanuver, sehingga menciptakan peran penting saat melakukan penerbangan.
Sementara menurut Mark A Norell, ahli paleontologi dari Museum of Natural History di New York, Amerika Serikat, temuan ini adalah sesuatu yang menarik dan baru. "Tapi, saya ingin melihat bentuk nyatanya, sebelum mencapai kesimpulan bahwa empat sayap itu berfungsi sebagai alat untuk terbang," kata Norell.
Ia mengakui, daratan China sangat kaya akan fosil-fosil dinosaurus yang hidup di zaman Cretaceous, sehingga dapat membuka jendela baru dari awal evolusi burung. "Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa lama waktu terjadinya transisi dari empat sayap sampai menjadi dua sayap pada burung," tutup Norell.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Science bertajuk Dramatic Fossils Suggest Early Birds Were Biplanes.
Apakah keempat sayap digunakan untuk terbang masih jadi perdebatan.
ddd
Jum'at, 15 Maret 2013, 17:47
Muhammad Chandrataruna, Tommy Adi Wibowo
(physorg.com)
VIVAnews - Baru-baru
ini, para ahli paleontologi asal China mengungkapkan bahwa ada beberapa
dinaosaurus dan reptil di zaman primitif yang memiliki empat sayap.
Makhluk-makhluk itu diduga sebagai cikal bakal kemunculan burung.
Temuan ini didapat para peneliti setelah menganalisis 11 fosil makhluk bersayap empat yang hidup pada 130 juta tahun silam.
Hasil dari penelitian ini telah menjadi bukti kuat bahwa beberapa spesies primitif awalnya memiliki empat sayap. Kemudian berevolusi dengan membuang sepasang sayapnya agar dapat bermanuver dengan baik saat terbang di langit. "Ini adalah masa transisi dari evolusi awal kemunculan burung," kata Xiaoting Zheng, ketua tim penelti dari Shandong Tianyu Museum of Nature, dilansir The New York Times, 15 Maret 2013.
Temuan ini didapat para peneliti setelah menganalisis 11 fosil makhluk bersayap empat yang hidup pada 130 juta tahun silam.
Hasil dari penelitian ini telah menjadi bukti kuat bahwa beberapa spesies primitif awalnya memiliki empat sayap. Kemudian berevolusi dengan membuang sepasang sayapnya agar dapat bermanuver dengan baik saat terbang di langit. "Ini adalah masa transisi dari evolusi awal kemunculan burung," kata Xiaoting Zheng, ketua tim penelti dari Shandong Tianyu Museum of Nature, dilansir The New York Times, 15 Maret 2013.
"Pengurangan sepasang sayapnya merupakan sebuah evolusi dalam penerbangan," imbuhnya.
Dia menjelaskan, spesies burung bersayap empat itu telah mengganti anggota belakang tubuhnya dengan menumbuhkan bulu dan mengembangkan kakinya hingga seperti burung. "Kaki itu mampu bergerak cepat untuk membantunya lepas landas ke langit," jelas Zheng.
Dia menjelaskan, spesies burung bersayap empat itu telah mengganti anggota belakang tubuhnya dengan menumbuhkan bulu dan mengembangkan kakinya hingga seperti burung. "Kaki itu mampu bergerak cepat untuk membantunya lepas landas ke langit," jelas Zheng.
Fosil burung primitif berkaki empat (discovery.com)
Debat
Meskipun temuan baru ini telah membuktikan bahwa pada awal silsilah burung memiliki empat sayap, tapi fungsi dari wujud empat sayap saat digunakan untuk terbang masih diperdebatkan.
Menurut Xu Xing, anggota peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, China, sayap-sayap kaku yang ditemukan pada sejumlah fosil dinosaurus yang hidup pada zaman Cretaceous berfungsi untuk mengangkat, membuat jalur, dan bermanuver, sehingga menciptakan peran penting saat melakukan penerbangan.
Sementara menurut Mark A Norell, ahli paleontologi dari Museum of Natural History di New York, Amerika Serikat, temuan ini adalah sesuatu yang menarik dan baru. "Tapi, saya ingin melihat bentuk nyatanya, sebelum mencapai kesimpulan bahwa empat sayap itu berfungsi sebagai alat untuk terbang," kata Norell.
Ia mengakui, daratan China sangat kaya akan fosil-fosil dinosaurus yang hidup di zaman Cretaceous, sehingga dapat membuka jendela baru dari awal evolusi burung. "Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa lama waktu terjadinya transisi dari empat sayap sampai menjadi dua sayap pada burung," tutup Norell.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Science bertajuk Dramatic Fossils Suggest Early Birds Were Biplanes.
Meskipun temuan baru ini telah membuktikan bahwa pada awal silsilah burung memiliki empat sayap, tapi fungsi dari wujud empat sayap saat digunakan untuk terbang masih diperdebatkan.
Menurut Xu Xing, anggota peneliti dari Institute of Vertebrate Paleontology and Paleoanthropology di Beijing, China, sayap-sayap kaku yang ditemukan pada sejumlah fosil dinosaurus yang hidup pada zaman Cretaceous berfungsi untuk mengangkat, membuat jalur, dan bermanuver, sehingga menciptakan peran penting saat melakukan penerbangan.
Sementara menurut Mark A Norell, ahli paleontologi dari Museum of Natural History di New York, Amerika Serikat, temuan ini adalah sesuatu yang menarik dan baru. "Tapi, saya ingin melihat bentuk nyatanya, sebelum mencapai kesimpulan bahwa empat sayap itu berfungsi sebagai alat untuk terbang," kata Norell.
Ia mengakui, daratan China sangat kaya akan fosil-fosil dinosaurus yang hidup di zaman Cretaceous, sehingga dapat membuka jendela baru dari awal evolusi burung. "Sampai saat ini, belum ada penelitian yang mengungkapkan berapa lama waktu terjadinya transisi dari empat sayap sampai menjadi dua sayap pada burung," tutup Norell.
Hasil penelitian ini telah diterbitkan di jurnal Science bertajuk Dramatic Fossils Suggest Early Birds Were Biplanes.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar