1.
Wawasan
Nasional
Wawasan
Nasional adalah cara pandang suatu bangsa yang telah menegara tentang diri dan
lingkungannya dalam eksistensinya yang serba terhubung (interaksi &
interelasi) serta pembangunannya di dalam bernegara di tengah-tengah
lingkungannya baik nasional, regional, maupun global.
Suatu
negara dan bangsa akan terikat erat apabila ada pemahaman yang mendalam tentang
perbedaan dalam negara atau bangsa itu sebagai anugrah, yang pada akhirnya akan
memperkaya khasana budaya negara atau bangsa tersebut. Disamping itu, perbedaan
ini merupakan satu titik yang sangat rentan terhadap perpecahan jika tidak
diberikan pemahaman wawasan nasional dan wawasan nusantara yang tepat bagi
bangsa dan negara. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara keanekaragaman
(pendapat, kepercayaan, hubungan, dsb) memerlukan suatu perekat agar bangsa
yang bersangkutan dapat bersatu guna memelihara keutuhan negaranya.
Suatu
bangsa dalam menyelengarakan kehidupannya tidak terlepas dari pengaruh
lingkungannya, yang didasarkan atas hubungan timbal balik atau kait-mengait
antara filosofi bangsa, idiologi, aspirasi, dan cita-cita yang dihadapkan pada
kondisi sosial masyarakat, budaya dan tradisi, keadaan alam dan wilayah serta
pengalaman sejarah. Upaya pemerintah dan rakyat menyelengarakan kehidupannya,
memerlukan suatu konsepsi yang berupa Wawasan Nasional yang dimaksudkan untuk
menjamin kelangsungan hidup, keutuhan wilayah serta jati diri.
2.
Paham Kekuasaan
Perumusan
wawasan nasional lahir berdasarkan pertimbangan dan pemikiran mengenai sejauh
mana konsep operasionalnya dapat diwujudkan dan dipertanggung jawabkan.
Karena itu, dibutuhkan landasan teori yang dapat mendukung rumusan Wawasan
Nasional.
Teori – teori yang
dapat mendukung rumusan tersebut antara lain :
Paham Machiavelli
Machiavelli lebih cenderung menghalalkan kekuasaan yang otoriter kalau Raja
adalah Raja yang absolut atau Tiran atau Pemerintahan yang otoriter/ dictator
terkenal adagium Machiavelli bahwa Raja harus kuat seperti singa.
a.
Paham
Kaisar Napoleon Bonaparte Napoleon menegaskan bahwa kekuatan politik harus
didukung oleh kekuatan ekonomi (ingat bahwa jatuhnya Pemerintahan Orde Baru
akibat krisis moneter dan ujungnya menjadi krisis ekonomi)
b.
Paham
Jendral Clausewitz Karena Clausewitz seorang tentara tidak heran bahwa dalilnya
tidak lepas dari perang adapun dalilnya bahwa perang adalah kelanjutan politik
dengan cara lain. Clausewitz menghalalkan perang untuk mencapai tujuan politik.
c.
Paham
Fuerbach dan Hegel Teori Fuerbach dan Hegel melahirkan paham libberalisme yang
ujung-ujungnya melahirkan kolonialisme.
d.
Paham
Lenin Paham Lenin melahirkan komunisme yang berpangkal dari kelompo/komunal
yang mementingkan kelompok/Negara sebaliknya faham liberalism lahir dari
individualism dimana Negara tidak boleh mencampuri urusan pribadi/warga.
e.
Paham
Lucien dan Sidney Karena politik dianggap kotor maka kedua tokoh tersebut
menghendaki agar berpolitik itu harus santun/politik berbudaya.
3. Geopolitik
Arti
geopolitik secara harfiah adalah geo asal dari geografi dan politik artinya
pemerintahan jadi geopolitik artinya cara menyelenggarakan suatu pemerintahan
yang disesuaikan /ditentukan oleh kondisi/konfigurasi geografinya (contoh NKRI
memilih Negara Kesatuan karena kondisi/konfigurasi geografinya berupa Negara
Kepulauan).
a. Pandangan/ajaran Frederich Ratzel
dan Rudolf Kjellen Kedua tokoh ini mengibaratkan Negara itu adalah/merupakan
mahluk hidup, oleh karena Negara dianalogkan sebagai mahluk maka kalau Negara
itu sudah tidak lagi mempunyai ruang hidup (lebens raum) dihalalkan mencari
bahkan kenyataannya mencuri ruang hidup yang baru berupa negara orang/bangsa
lain. inilah cikal bakal timbulnya penjajahan di muka bumi ini.
b. Pandangan/ajaran Karl Haushofer
dan Sir Halford Mackinder Teori Ratzel dan Kjellen dijabarkan oleh Haushofer
dan mackinder dari Jerman (seperti kita ketahui bahwa Negara Jerman terletak di
daratan Eropa dan tidak mempunyai laut/lautan) maka teori ini disebut wawasan
benua/darat adapun dalilnya : Barangsiapa yang ingin menguasai dunia kuasailah
"jantung dunia" (yang dimaksud dunia ialah benua Eropa, Afrika dan
Asia) karena itu teori ini disebut teori jantung. Teori ini dilaksanakan oleh
Hitler dengan timbulnya Perang Dunia II.
c. Pandangan/ajaran Sir Walter
Raleigh dan Alfred Thayer Mahan
d. Kedua Tokoh ini berasal dari
Inggris (seperti kita ketahui bahwa Negara Inggris adalah Negara
Kepulauan/kelautan sehingga kedua tokoh ini berwawasan laut atau bahari dengan
dalilnya : Barang siapa ingin menguasai dunia kuasailah perdagangan dengan
armada laut yang tangguh dan kuat (antara lain Negara Inggris, Spanyol,
Portugis dan Belanda).
e. Pandangan/ajaran Mitchel,
Saversky, Douhet dan Fuller Menurut Tokoh-tokoh ini bahwa suatu Negara itu
selain berdaulat di darat, laut dan udara berdaulat juga di angkasa/dirgantara
maka Tokoh-tokoh tersebut termasuk wawasan dirgantara. Masalahnya seberapa jauh
suatu negara berdaulat di angkasa? Saat ini pada umumnya Negara-negara sudah
menguasai ruang angkasa di ruang geostasioner.
f. Pandangan/ajaran Nicholas J
Spykmen Pendapat Spykmen bahwa setiap Negara berdaulat baik didara, laut dan
udara, ajaran ini disebut teori gabungan, teori kombinasi/campuran, teori
daerah batas atau teori Rimland (NKRI menganut teori ini).
g. Paham Bangsa Indonesia tentang
kekuasaan/kekuatan Bahwa Bangsa Indonesia cinta damai tetapi lebih cinta
kemerdekaan.
h. Paham Bangsa Indonesi tentang
Geopolitik Oleh karena bentuk NKRI berupa Negara Kepulauan sebagai satu
kesatuan wilayah dimana 65% berupa lautan maka laut merupakan penghubung.
B. Pengertian Wawasan Nusantara
Pengertian atau batasan Wawasan
Nusantara secara resmi tercantum dalam Ketetapan Majlis Permusyawaratan Rakyat
(TAP MPR) tentang Garis besar Haluan Negara (GBHN) RI Tahun 1993 dan TAP MPR
Tahun 1998 sebagai berikut :
"Wawasan Nusantara yang
merupakan wawasan nasional yang bersumber pada Pancasila dan berdasarkan UU1945
adalah cara pandang dan sikap Bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya
dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan bangsa serta kesatuan wilayah dalam
menyelenggarakan kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara untuk
mencapai tujuan nasional."
Perlu dijelaskan disini tentang
pengertian wawasan nasional yaitu cara pandang suatu bangsa terhadap diri dan
lingkungannya yang meliputi geografi, sejarah an idiologi.
Sikap dan cara pandang Bangsa Indonesia
terhadap geografi yang berbentuk Negara Kepulauan, sejarah Bangsa Indonesia dan
Pancasila maka wawasan itu disebut Wawasan Nusantara.
Sehingga dengan demikian wawasan
nasional suatu bangsa dengan bangsa lainnya akan berbeda karena terdapat
perbadaaan geografinya, sejarahnya dan idiologinya.
DAFTAR PUSTAKA
1. Prof.
Dr. H. Kaelan, M.s. 2012. Pendidikan Kewarganegaraan. Yogyakarta: Paradigma
2.